Selamat Datang Di Blog Iyan Al-Balangi.Terima kasih telah berkunjung.

Label

Friday, November 1, 2013

Antologi Puisi



 Antologi Puisi

         Sudah lama tidak membuat puisi, entah memang tidak ada inspirasi atau memang sedang kehilangan kreatifitas otak kanan buat hal-hal seperti ini - tentang ekspresi, seni, dan sekedar mengungkap rasa dalam keindahan kata. Puisi-puisi berikut secara tak sengaja ditemukan kembali ketika mencari referensi data-data untuk artikel yang akan saya tulis. Antologi puisi ini dibuat dulu untuk dikirim pada sebuah surat kabar lokal di Banjarmasin pada 2010 silam. Sayang, mungkin tidak layak dimuat sehingga cukup dipublikasikan di blog ini saja.
Tak ada tema, tak ada rima, yang ada adalah tentang ungkapan rasa.

Definisi Cinta

Cinta….
Biar kuterjemahkan dirimu dengan nikmat dan teguran
Biar kuartikan dirimu dengan belaian kasih
Biar kunyatakan dirimu dengan tatapan mata
Biar kujelaskan dirimu dengan uluran tangan
Biar kuuraikan dirimu dengan harapan
Biar kuungkapkan dirimu dalam hembus kerinduan
Dan semua tanpa perlu kata


Gadis Kecil Di Perempatan

Tangan itu terlalu mungil untuk meminta
Terlalu lemah untuk menengadah
Di perempatan di kala lampu merah

Komenceng itukah temanmu?
Teman yang menyatakan payahmu
Menahan panas dan asap jalanan
Di bawah terik matahari mencengkeram

Ah…gadis kecil diperempatan
Apa yang kau lakukan
Belajar bekerja atau memohon belas kasihan?

Kakimu berdebu juga wajahmu
Menutup manis dan keceriaan yang harusnya bersamamu
Aduhai siapa yang salah dan membuatmu seperti ini?
“Om…Jangan berpikir, beri saja seribu.”
Gadis itu berucap dan melenyapkan tanyaku…
Tahukah ia isi pikiranku?


Cinta itu Racun

Kala cinta menyentuh
Jiwaku rapuh
Melepuh kemudian luluh
Terbunuh ditikam harapan akan dirimu

Aku tak mampu menolak kehadiranmu
Dalam jagad impian siang dan malamku
Sinarmu begitu kuat
Menembus dinding tebal dihatiku
Dan kau merasuk hingga membuatkan gila karnamu

Cinta, kau racun bagi raga dan jiwaku


Pesan sang Embun

Tetes embun menyentuh dedaunan
Begitu bening membiaskan cahaya akan tiap keinginan
Dari tiap insan yang terbangun dan siap menyongsong kehidupan
Menyeruakkan semangat menentang zaman
Menentukan nasib mencapai tujuan

Wahai jiwa yang terlelap
Bangun dan teriakkan serentak
“SEMANGAT”
Jangan kau coba berontak dalam selimut bergeliat bagai ulat
Kejar harimu sebelum ia berlari melaju bersama waktu

Sadarkah kau dalam tiap hentakan waktu
Tiap mimpimu menguap diterik matahari
Semakin menjauh di kala senja
Hingga mustahil di kala malam
Apa yang bisa kau kata?
“Semua tinggal mimpi tanpa harapan nyata”

Ini hanya sekadar pesan lewat kata
Untuk setiap jiwa yang merasa punya makna
Tiada hari tanpa konsekuensi nyata
Atas apa yang kau lakukan di kala pagi menyapa

No comments:

Post a Comment