Selamat Datang Di Blog Iyan Al-Balangi.Terima kasih telah berkunjung.

Label

Sunday, October 6, 2013

Aplikasi Teori Assessment Dalam Kehidupan



Aplikasi Teori Assessment
dalam Menilai Jodoh

            Hai viewers….lama juga blog ini dah gak update. Sebenarnya ada beberapa materi yang telah saya tulis namun tak kunjung dipost karena belum rampung 100%. So, kali ini sekadar tulisan ringan buat ngisi sela-sela waktu dan semoga bermanfaat buat kalian semua.
            Well…tulisan ini terinspirasi dari ujian komprehensif kemarin. Di sana ada membahas empat pertanyaan namun peserta hanya disuruh menjawab tiga saja dalam bentuk essay. Salah satu pertanyaan tersebut menyangkut masalah Ujian Nasional. Kita diminta pendapat buat nulis setuju atau gak setuju, terus gimana UN itu seharusnya. Saya sendiri memilih setuju untuk terus diadakan tapi dengan ketentuan UN harus menjadi a Norm-Referenced Tests (NRT) dan bukan Creterion-Referenced Test (CRT).

            NRT menilai peserta dengan membandingkan satu dengan lainnya. Jadi, jika dalam suatu ujian ada siswa A, B, C, dan D maka meraka akan dirangking sesuai nilai yang mereka peroleh. Jadi ada istilah siswa dengan nilai tertinggi dan siswa dengan nilai terendah. Contoh aplikasi ini bisa terlihat dalam ujian seleksi. Kita hanya memilih 10 peserta terbaik, misalnya, dari 20 pendaftar yang ada. Sementara itu, CRT menitikberatkan penilaian pada seberapa jauh peserta tes memenuhi kreteria yang telah di set sebelumnya. Jadi sebelum ujian ditetapkan, penguji sebelumnya telah menetapkan kreteria tertentu yang harus dimiliki oleh peserta. Dalam tes, kreteria ini biasanya termaktup dalam blueprint atau kisi-kisi yang kemudian dituangkan dalam butir soal. Contoh aplikasi ini tampak pada ujian kelas. Guru biasanya membuat kisi-kisi soal berdasarkan tujuan pembelajaran selama satu semester. Siswa dianggap lulus bila dia bisa menjawab soal dengan benar dan memenuhi kreteria ketuntasan minimal yang telah di set oleh guru. Jadi lulus tidaknya siswa di tes ini bukan karena hasil perbandingan mereka terhadap siswa yang lain, melainkan kemampuan mereka memenuhi standard minimal yang telah ditetapkan.
            Kalau dikaitkan dengan UN sebagai NRT, berarti seharusnya UN itu menjadi pembanding kualitas prestasi siswa tiap daerah dan bukan penentu utama kelulusan. Data seperti ini bisa dipakai buat menentukan strategi tentang daerah mana yang perlu mendapatkan perhatian lebih dalam peningkatan kualitas pendidikan. Begitu kurang lebih yang saya pahami dan tulis kembali dari penjelasan seorang dosen di mata kuliah Assessement.
            Maaf kalau background of article kali ini agak panjang. Tapi apa hubungannya sama menilai atau memilih jodoh? Well guys, dalam memilih pasangan tentu kita juga pengin yang terbaik kan? Oleh karena itu, mesti ada fit and proper test  buat si dia. Kita gak bisa asal comot cewek atau cowok yang ketemu dan deket sama kita. Ada proses yang namanya memilih dan memilah untuk menghindari penyesalan di kemudian hari. Nah, entah kenapa, pagi-pagi saya ingat soal dan jawaban kompre kemarin itu dan merelasikannya dengan cara kita memilih pasangan.
            Wajarkan dalam memilih pasangan kita biasanya punya cara tertentu. Meski jatuh cinta pada pandangan pertama, tetap saja dalam prosesnya kita akan menilai seberapa baik dia buat kita. Dalam hal menilai inilah kita bisa memakai teori assessment atau lebih spesifiknya menggunkan konsep NRT atau CRT. Gimana bisa? Well, simak baik-baik penjelasan berikut.
           
NRT menitikberatkan pada perbandingan antarsatu individu dengan individu lainnya. Ini berarti kamu menilai dia dengan membandingkannya dengan orang lain. Sementara itu, CRT focus pada seberapa baik ia memenuhi kreteria pasangan yang tepat buat kamu. Kamu memilihnya berdasarkan standard minimal pasangan yang kamu tetapkan.” (Iyan, 2013)*

Konsekuensi kedua cara tersebut tentu berbeda. Ketika kamu memilih pasangan menggunakan metode NRT, akan lebih sulit buat kamu bertahan pada satu orang. Kenapa? Sebab kamu akan terus mencari seseorang yang lebih baik dari dia. Perbandingan mungkin akan menbawa kita ke arah yang lebih baik, di sisi lain perbandingan juga bikin kita gak pernah puas sama apa yang kita miliki. Alhasil, sulit buat kamu untuk setia ketika bertemu dengan seseorang yang lebih cantik, lebih kaya, lebih perhatian, dari seseorang yang bersama kamu sekarang. Sementara dalam CRT, kamu tidak membandingkan dia dengan orang-orang yang “lebih” tersebut. Kamu memilih dia karena dia memang sesuai dengan kreteria yang kamu inginkan. Hasilnya, hubunganmu mungkin akan lebih awet dibanding para pemakai metode NRT. Efek lainnya, mungkin kamu akan sedikit lebih pemilih di awal dan harus sedikit sabar menunggu si Mr./Mrs. Right. Tapi, bukankah setiap yang terbaik itu memang memerlukan usaha lebih untuk mendapatkannya?
Nah, sekarang jika kamu memilih metode CRT, gimana bisa mendapatkan referensi standard yang baik buat jodohmu? Sebenarnya itu terserah masing-masing sih, sebab tiap individu itu berbeda. Namun kalau kamu masih bingung, coba pelajari lagi bahwa islam merekomendasikan calon istri yang cantik, dari keturunan yang baik, kaya, subur, dan paling utama memiliki agama yang baik (sholeh/sholehah). Tapi manusia yang memenuhi semua kreteria itu langka, kalau pun ada belum tentu dia mau sama kita. Hee. Nah, di sini berfungsi teknik memilih dengan menggunakan skala prioritas. Tentukan kreteria utama yang harus ada sama dia. Disarankan, agama yang baik lebih menjadi prioritas di banding poin lainnya. Sebab cantik, garis keturunan, kaya, itu sifatnya fisik dan bisa berubah. Tapi kalau pemahaman agama, hal ini cenderung akan mengarahkan dia kepada pribadi yang baik bagi dia, orang lain, dan Tuhannya.
Terus, bagi kamu yang sudah memiliki pasangan, apakah teori ini masih berlaku? Yup…kamu bisa nilai dia berdasarkan kreteria kamu. Jika belum punya kreteria coba set dari sekarang. Selamat mencoba.




*Penulis bukan seorang pakar hubungan atau asmara melainkan hanya seorang biasa yang menilai sesuatu dari sudut pandang yang ia pahami. Pendapat Anda mungkin berbeda dan silakan tuliskan di komentar. Terima kasih.

No comments:

Post a Comment